13.2.11

Kompor Bioethanol


waktunya untuk menulis kembali...

sudah setahun berada disini, saya banyak belajar dari seorang pemimpin yang mempunyai inovasi untuk menciptakan sesuatu hal baru yang dapat membantu para pengangguran di Daerah ini. Sudah banyak kita melihat kasus tabung gas meledak di masyarakat yang pada akhirnya menyalahkan pemerintah yang katanya "mengirim bom ke rumah".  Melihat kondisi yang terjadi di masyarakat, beliau mencoba membuat alat pengganti bahan bakar seperti minyak tanah , gas dan listrik yaitu bioethanol terbuat dari bahan tebu, jagung dan singkong Selain itu dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan baru. karena dari limbah etanol yang diciptakan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Jadi pembuatan ethanol ini tidak memberikan dampak limbah bagi lingkungan.
 Ethanol mempunyai sifat tidak berwarna, mudah menguap, mudah larut dalam air, berat molekul 46,1, titik didihnya 78,30C, membeku pada suhu –117,3 0C, kerapatannya 0,789 pada suhu 20 0C, nilai kalor 7077 kal/gram, panas latent penguapan 204 kal/gram dan mempunyai angka oktan 91–105.
Ethanol untuk kebutuhan industri dapat dibuat secara fermentasi dari karbohidrat, yang produknya disebut sebagai bioethanol; atau hasil reaksi kimia dengan cara hidrasi ethylene, memakai katalis asam pos-pat. Ethanol dari hidrasi gas ethylene yang merupakan hasil samping pemurnian minyak bumi, dikenal se-bagai ethanol sintetis. Setelah Perang II, eksplorasi minyak bumi secara besar-besaran memungkinkan pem-buatan ethanol sintetis lebih murah dan menggantikan proses produksi ethanol secara fermentasi. Namun sejak kenaikan harga yang disertai ketidak-pastian penyediaannya, telah memacu berbagai negara Eropa, US, Brazil, untuk mengembangkan kembali teknologi pembuatan ethanol secara fermentasi, terutama ber-tumpu pada sumber daya yang dapat terbarukan. Pembuatan ethanol secara sintetis tidak dibahas lagi, me-ngingat salah satu tujuan pengembangan produk alkohol. Pembahasan di sini, difokuskan pada fungsinya sebagai bahan bakar cair pengganti minyak bumi.
 Bahan baku Ethanol dapat dibuat dari tiga kategori material selanjutnya disebut FEEDSTOCK, yaitu:
1.SACCHARINE MATERIALS (tanaman mengandung gula). Tebu tetes, Bit gula, Sweet Sorghum, Buah buahan dll.
2.STARCHY MATERIALS (tanaman mengandung pati). Jagung, Ketela pohon, kentang, larut, biji sweet sorghum, gandum, beras, beras ketan, dll.
3.CELLULOSE MATERIALS (tanaman mengandung serat) Kayu, Jerami batang jagung, janggel jagung, limbah kayu,  dll
Dari ketiga jenis material diatas sacharine material prosesnya lebih pendek, karena sudah ada kandungan gulanya sehingga setelah tahap persiapan dapat langsung dilakukan proses fermentasi, sedangkan untuk kedua material lainnya didahului dengan proses converse dari starch (pati) maupun cellulose menjadi gula (proses sakarifikasi) baru dilakukan proses fermentasi (peragian) dan distilasi (penyulingan).
Penggunaan bio-ethanol bermanfaat dan menguntungkan dalam banyak hal, seperti: Kekuatan mesin, konsumsi BBM kendaraan lebih irit, mengurangi polusi udara dari BBM, lebih murah dibanding Pertamax, dan industrinya bersifat kerakyatan sehingga optimal dalam menyerap tenaga kerja.
kadar ethanol yang bagus untuk kompor adalah antara kadar 70% – 90% ketika ethanol dengan kadar 70% hasil sulingan langsung tanpa pencampuran dengan air, nyala api birunya lebih stabil dibandingkan jika kita mencampur ethanol 90% dengan air untuk mencapai 70%. saat menggunakan ethanol 70% hasil campuran dengan air, penampilanapi kompor sering terlihat berwarna merah. hal itu mengindikasikan, uap air yang terbakar. berbeda ketika saya menggunakan ethanol 70% hasil sulingan, warna merah lebih sedikit dibandingkan dengan hasil campuran dan stabil. saya menduga, nilai kelarutan dari ethanol campuran tidak sempurna, hingga pada saat proses penguapan ethanol pada kompor pun tidak sempurna.
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar: