7.8.11

Lailatul Qadr dan Albert Einstein

 
Bulan Ramadhan telah memasuki malam ke tujuh, ada yang spesial dengan malam-malam bernilai ganjil di bulan Ramadhan. Seperti janji Allah SWT, bahwa pada salah satu malam ganjil tersebut akan ada sebuah malam yang  mulia, dimana malaikat akan turun ke bumi dan memberikan doanya bagi oprang-orang yang mempersiapkan diri menyambut malam yang bernilai lebih dari seribu bulan. Sunggguh suatu malam yang istimewa, sebuah malam yang bernilai lebih dari seribu bulan.  Betapa besar kuasa Allah SWT yang telah menciptakan alam dengan segala keajaibannya. 

Kembali ke inti penting dari malam Lailatul Qadr, adalah “malam yang bernilai lebih dari seribu bulan”. Bagaimana itu bisa terjadi ?

Sesungguhnya itu adalah sebuah pertanyaan yang mustahil bisa terjawab dengan pemikiran manusia yang sangat terbatas. Yang dapat kita lakukan hanyalah percaya kepada kebesaran dan keagungan Allah SWT.
Namun,  konsep “Malam Seribu Bulan” sedikit banyak mengingatkan saya pada sebuah teori terkenal dari Albert Einstein mengenai relativitas waktu. Saya juga mungkin orang yang tepat untuk membahas teori tersebut, namun  kalo tidak salah saya pernah membaca sedikit ulasan mengenai teori tersebut yang mengatakan bahwa jika dua buah benda berupa (dalam hal ini diumpamakan adalah jam yang identik) bergerak secara konstan dengan kecepatan yang berbeda, maka jam yang bergerak dengan kecepatan lebih tinggi akan berdetik dengan irama yang lebih lambat dibandingkan dengan yang lain. Semakin cepat gerakan benda tersebut, maka efek “time dilation” yang dialami akan semakin besar. Jadi paling tidak teori ini dapat dijadikan sebuah bukti akan kebenaran dari “malam seribu bulan”. Bahwa sebuah malam yang waktunya dapat meregang menjadi 83 tahun lebih, adalah sesuatu yang mungkin terjadi, terlebih dengan kehendak Allah SWT.

Sesuai dengan konsep dari Albert Einstein tersebut, maka yang harus kita persiapkan demi memperoleh kesempatan menempuh “perjalanan waktu” tersebut adalah mempercepat ritme ibadah, mempersiapkan diri melalui sebuah malam istimewa, malam dimana waktu menjadi sebuah hal yang relatif, sebuah malam dimana waktu meregang dengan kekuasaaan Allah SWT. Semakin cepat dan berkualitas ritme ibadah yang kita lakukan dalam menyambut malam tersebut makan akan semakin luar biasa efek peregangan waktu yang akan kita rasakan.  Subhanallah ….

Tidak ada komentar: